SURABAYA, {DETEKTIFNews.com}-Visualisasi jalan salib yang menunjukkan pengorbanan Yesus Kristus terhadap umatnya diperankan pemuda-pemudi Gereja Katholik Santo Mikael Surabaya. Gelaran drama memeringati Paskah itu menggambarkan bahwa, sengsara Yesus yang mampu mengalahkan kekuatan dosa dengan kasihnya.
“Yesus telah mengalahkan semua kekuatan yang bisa merusak kehidupan manusia dengan mengorbankan dirinya sendiri. Yesus tidak mengajak orang lain untuk terlibat selama proses pengadilan berlangsung. Tapi, Yesus memberikan dirinya sendiri dengan damai,” tukas Romo Paroki Gereja Katolik Santo Mikael Surabaya Ferdinandus Alfonsus Maria usai drama kolosal pengorbanan Yesus di halaman gereja Santo Mikael, Jalan Tanjung Sadari Surabaya, Jumat (30/3/2018).
Sementara, dalam pentas drama kolosal yang diperankan muda-mudi Gereja Katolik Santo Mikael Surabaya itu bertujuan menapak tilas Yesus. Kisah yang dimainkan anak muda gereja tersebut memvisualkan Yesus ketika menghadapi beberapa kali pengadilan di bawah pemuka agama Yahudi dan Kerajaan Romawi di abad ke- 1 Masehi.
Pada visualisasi tersebut tergambar, selama berlangsungnya proses pengadilan, Yesus kerap mengalami bermacam siksaan dari prajurit-prajurit Kerajaan Romawi, maupun dari kalangan pemuka agama.
Dari jalan cerita tersebut, Yesus di bawah Pengadilan Yahudi kala itu, dianggap melanggar agama dengan mengaku sebagai anak Allah. Hanya saja, di bawah kekuasaan Kerajaan Romawi, Pengadilan Yahudi tidak berhak menjatuhkan hukuman mati. Hingga akhirnya, pemuka agama Yahudi melimpahkan kasus Yesus kepada Pengadilan Romawi untuk menjalankan hukuman mati dengan cara disalib bersama 2 muridnya.
“Drama visualisasi jalan salib ini, tiap tahun rutin dipentaskan di halaman gereja (Gereja Katolik Santo Mikael Surabaya, red) ini. Drama ini digelar dalam rangkaian peringatan Hari Raya Paskah,” tambah Romo Paroki yang akrab dipanggil Dedy ini.
Sementara di Paroki ST. Stevanus Manukan jalan salib sunggu hikmat dan meriah yang dipimpin Romo dadang. Para umat sangat antusias mengikuti jalan salib tersebut serta bersorak sorai ketika yesus menerima hukyman salib, bahkan sampai ada umat meneteskan air mata.
Murni Silaban dan Bethasya Sitinjak umat Stevanus menyatakan, kami setiap tahun selalu ikut merayakan jalan salib. Kami terharu jika mengikuti jalan salib yang digelar setiap tahun, sampai kami meneteskan air mata karena ingat akan dosa-dosa yang di perbuatanusia, sehingga yesus harus menanggun dan disalibkan.
Sedangkan di ST. YOHANES MARIA VIANEY Pondok Benowo Indah (PBI) pada pukul 15 sore jumat (30/3-2018) juga melaksanakan jumat agung, walaupun diguyur hujan lebat tetap semangat mengikuti kebaktian.
Drs. Saut Gultom dalam sambutannya, terimakasih pada semua umat dan panitia serta aparat kepolisian Polsek Pakal yang mendukung keamanan. Sehingga pelaksanaan jumat agung terlaksana dengan aman dan kondusif. {B. SITINJAK}