DETEKTIFNEWS.com: Beduar Sitinjak
SURABAYA-Perusahaan BUMN PT Pelabuhan Indonesia III (Persero) telah menyusun sejumlah strategi mendongkrak kinerja guna mengadaptasi kenormalan baru sebagai upaya stimulasi perekonomian dan mendorong ekspor melalui angkutan dari Pelabuhan.
VP Corporate Communication Pelindo III, Wilis Aji Wiranata mengatakan, pihaknya melakukan sejumlah upaya pemulihan di masa adaptasi kebiasaan baru diantaranya melalui perubahan masa early stack kapal, masa penumpukan peti kemas di terminal dari sebelumnya dibatasi dari 3 hari menjadi 5 hari.
Pola ini diklaim memberikan efisiensi biaya sebesar 65% karena peti kemas ekspor dari pabrik langsung ke terminal peti kemas. Hal ini menguntungkan para eksportir dan forwarding.
“Terminal tidak akan mengenakan biaya untuk permohonan early stack sehingga diharapkan eksportir bisa merasakan efisiensi biaya hingga 65%,” tandas Willis Senin (27/7/20).
Sementara itu, ada pula kebijakan mengubah masa penumpukan peti kemas kosong impor dari 3 hari menjadi 7 hari, masa pertama dihitung 7 hari pertama.
“Dengan hari ke-8 dan seterusnya dikenakan tarif tetap yang dihitung per hari sebesar tarif masa pertama yang berlaku”, hitungnya.
Sedangkan, tarif progresif peti kemas yang berada di terminal diganti tarif flat. Pelindo juga mengijinkan eksportir mengambil peti kemas langsung ke terminal. Hal ini bisa mengefisienkan biaya bagi eksportir hingga 44% dibandingkan sebelumnya.
Wilis menjelaskan, Pelindo III juga memberi kemudahan berupa transhipment antar terminal dengan menurunkan biaya terminal handling charge (CHC) peti kemas domestik khususnya di Pelabuhan Tanjung Perak.
Kesepakatan itu, dilakukan antara Pelindo III dengan perusahaan pelayaran dengan diskon tarif transhipment yang ditetapkan sebesar 35% dari tarif paket bongkar muat. Eksportir akan mendapatkan manfaat sehingga dapat menstimulasi ekspor, yang terkait dengan ini pelayaran, eksportir/consignee, dan forwarding.