Pembangunan proyek Renovasi Asrama Pelaut Disnav Surabaya Rp. 3,3 Miliar Kwalitasnya Diragukan

Pembangunan asrama pelaut Disnav kelas 1 Surabaya

DETEKTIFNEWS.com: Beduar Sitinjak, SH

SURABAYA, {DETEKTIFNEWS.com}-Ditjen Perhubungan laut melalui Kantor Distrik Navigasi (Disnav) kelas 1 Surabaya telah menganggarkan Rp. 3.360.558.652,00 untuk pembangunan renovasi asrama Pelaut yang berlokasi di jalan Ikan Duyung 14, Surabaya .

Dalam pembangunan Renovasi asrama pelaut ini dari papan proyek tertulis pekerjaan dimulai tanggal 16 Juli 2019, dengan masa pekerjaan 160 hari kelender dan pemenang kontrakstor pelaksana CV. Mitra Tangguh.
Pekerjaan pembangunan renovasi asrama pelaut yang kuasa penggunaan anggaran (KPA) dan pejabat pembuat komitmen (PPK) Kantor Distrik Navigasi kelas 1 Surabaya ini, diduga tidak memenuhi standart gedung negara, karena banyak sarat kejanggalan dengan berdirinya bangunan dinilai kwalitasnya diragukan alias rendah.

Pekerjaan proyek renovasi pembangunan asrama pelaut yang dimulai pada pertengahan bulan juli lalu dengan terperinxi 12 unit rumah dengan ukuran 6×8 meter dan kamar dua yang dianggarkan sebesar Rp: 3,3 M. Tersebut, terkesan asal-asalan dengan mutu pekerjaan jelek.

Sementara hasil investigasi media dilokasi Proyek pembangunan asrama pelaut Disnav Surabaya, terlihat banguanan lama sudah di robohkan yang kemudian membangun lagi mulai awal sebanyak 12 unit rumah menggunakan panel dinding “precast ringan” (alternatif bata ringan) serta kerangka atap terbuat dari Calvalum. Namun , di samping kwalitas rendah tersebut patut diduga tidak sesuai spek.

Saat di konfirmasi si lokasi Proyek salah seorang pekerja bangunan,”Saya gak tau apa-apa Mas, sebab saya hanya bagian logistic, tapi yang biasa datang mengawasi datang kesini (Lokasi-red) pak Tugas”, ungkapnya.

Menurutnya, mumpung belum musim hujan makanya pengerjaannya dikebut,” kan masa pengerjaannya akhir tahun ini mas,” katanya.

Pekerjaan sudah memasuki tahap pemasangan atap, tampak kerangka Calvalum dari dalam.

Selain dugaan kwalitas rendah dan tidak sesuai spek, dilokasi banyak ditemui bahan- bahan matrialnya yang sangat tidak layak untuk dipakai unyuk membangun gedung. Misalnya pasir yang menyerupai sertu dibuat campuran semen juga untuk leppo (acci) serta masih banyak temuan- temuan yang janggal dalam lokasi pembangunan gedung asrama pelaut.

Untuk menindak lanjuti hasil temuan tersebut, media ini mencoba konfirmasi Jumat (11/10/2019) kepada Gunung Hutapea sebagai Kepala Distrik Navigasi Surabaya Kelaa 1 Surabaya yang menggantikan Dahri saat ini mengendalikan Kepela OP Utama Tanjung Perak Surabaya, Niscaya hingga berita ini terekspose yang berkepentingan belum bisa di temui.

Sedangkan Pak Tugas yang disebut-sebut sebagai Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) yang bertanggung jawab penuh masalah proyek pembangunan asrama pelaut Distrik navigasi Surabaya,”Pak Tugas keluar gak ada ditempat mas, mungkin boleh situnggu”, ujar Security di Pos jaga.