Laporan Redaksi: Beduar Sitinjak, SH
SURABAYA, {DETEKTIFNEWS.com}-Asosiasi Pandu Maritim Indonesia atau Indonesian Maritime Pilots’ Association (INAMPA), siap berkontribusi bagi kemajuan maritim Indonesia, serta meningkatkan kompetensi pandu dalam kancah maritim secara global.
Hal itu dijelaskan President Inampa, Pasoroan Herman Harianja saat acara pelantikan Ketua Baru dan pengukuhan Dewan pengurus DPW III serta pengantar purna Bakti Pandu Pelindo IIII di Gedung Barunawati Surabaya, Jumat malam (8/2-2018).
“INAMPA sepenuhnya mendukung pemerintah menjadikan Indonesia poros maritim dunia, penerapan tol laut serta pemanduan di Selat Malaka, dan perairan strategis lainnya”, ungkap Pasoroan.
Kata Pasoroan, melalui kegiatan Pandu di organisasi INAMPA ini, akan tercapai peningkatan konektivitas maritim, yang pada akhirnya meningkatkan daya saing Indonesia di kancah dunia internasional.
Selain itu Inampa juga dinilai berhasil mewujudkan pandu maritim Indonesia setara dengan negara lainnya yakni “World Class Maritime Pilot’s”.
Hal ini dibuktikan dengan pengakuan International Maritime Pilots’ Association (Impa) yang menjadikan Inampa sebagai anggota resmi sejak April 2017.
“Bahkan pandu maritim Indonesia turut diperhitungkan di internasional, dengan banyaknya permintaan tenaga perwira pandu dari Indonesia seperti di Pelabuhan Dakar-Senegal, Papua New Guinea (PNG) dan Negara lainnya”, tuturnya.
Lanjut Pasoroan Herman, Sedangkan energi yang dimiliki teman-teman pandu dikumpulkan. Sebab semakin tua makin banyak hal yang bisa kita lakukan.
Jika ditanya market butuh berapa, “ kalau bisa sampai 70 persen. Sedangkan eksisting sekararang/minggu baru 2 kalau satu bulan bisa 8 call sejumlah ratusan Kapal dari perspektif PMS (Pelindo Marine Service) . Sementara di selat malaka sudah mencapai 24 call/bulan. Kalau ada 200 Kapal dari hitungan 20 persen kan sudah lebih banyak yang di dapatkan,” urainya
Untuk itu, Marine Time Pilot Indonesia yang ada di Indonesia baik Pelindo I,II,III dan IV maupun di Pertamina mampu untuk melakukan itu. Hanya tinggal sekarang bagaimana political will bisa lebih fokus dan kemudian jangan lebih berfikir sektoral. “Tetap berfikirlah Indonesia Incorporated,” anjur Herman.