SURABAYA, {DETEKTIFnews.com}-Direktorat Jenderal Perhubungan Laut (Ditjenhubla), melalui Direktur KPLP beberapa hari ini mengunjungi Pelabuhan Tanjung Perak dalam kesiapan dan pengamanan Kapal penumpang pasca natal dam menjelang tahun baru 2019 nanati. Kunjungan kelapangan didampingi Kepla Kesyahbandaran Tanjung Perak Dwi Budi, Wawan Kepala Pangkalan PLP, Hernadi Kepla Otoritas Pelabuhan dan Dahri Kepala Distrik Navigasi Tanjung Perak.
Pemantauan pelaksanaan angkutan saat pasca Natal 2018 dan jelang Tahun Baru 2019 di pelabuhan Tanjung Perak. Dilakukannya sesuai dengan Instruksi Menteri Perhubungan nomor 8 tahun 2018 yang melihat langsung kegiatan Debarkasi dan Embarkasi kapal KM Legundi tujuan Lembar dan KM Bukit Raya tujuan Pontianak juga mengunjungi aktivitas layar Vessel Traffic Service (VTS) Surabaya, Sabtu (29/12-2018)
Junaidi Direktur KPLP di konfrmasi media di Dermaga Kesyahbandaran Tanjung Perak mengatakan, untuk aaat ini, berlayarnya KM Bukit Raya setelah tak periksa diatas Kapal dan data yan diterima menurunkan penumpang sebanyak 306 dan kembali mengangkut sebanyak 311 penumpang. Sedang KM Legundi dengan membawa penumpang 386 penumpang dan kendaraan sebanyak 130 unit melakukan pelayaran menuju pelabuhan Lembar berjalan dengan baik dan aman serta ac berfungsi semua.
“Kami telah meriksa secara keseluruhan baik cara lashingnya, karena ini penting mengingat cuaca agak ekstrim sehingga semua kendaraan yang berada di atas geladak harus dalam posisi di lashing secara aman. Diakuinya, Memang ada beberapa yang berada disisi tengah kendaraan itu belum di lashing, tetapi sudah saya ingatkan sebelum berlayar sudah terikat dengan sempurna,” tutur Junaidi.
Sambung Junaidi, Tempat ruang penumpang kondisinya baik ditempati sesuai dengan tiket yang dimiliki setiap penumpang, dan saya sempatkan bertanya kepada penumpang dan mereka mengaku cukup puas. Sedangkan tarif tiket cukup murah hanya 80 ribu/orang.
Terkait sistem tiketing perlu disempurnakan, cara mendapatkan tiket masih ada melakukan secara manual. Dan kedepan tentunya agar bisa dilakukan secara e-Tiketing, karena Surabaya merupakan salah satu pilot project dari enam pelabuhan yang melakukan penertipan yang sudah mulai kita dorong dan sedang di garap untuk melakukan pembenahan sesuai program Pemerimtah Ditjen Hubla.
“Pembuatan e-Tiketing, stirilasi pelabuhan terhadap barang muatan dan i-Barang yang mana setiap barang bawaan akan dilakukan penandaan dengan barcode serta yang melebihi dari 50 kg maka akan diberlakukan bagasi. Untuk itu, akan di berlakukan sebagai pilot projek terhadap enam pelabuhan yaitu; Pelabuhan Muara Angke, Tanjung Pinang, Bau-bau merupakan ketiga pelabuhan akan terlebih dulu digarap dan selanjutnya tiga prioritas kedua adalah pelabuhan Tarakan, Tulehu Ambon dan Tanjung Perak dimana saat ini sifatnya dalam proses pengenalan dan edukasi. Diharapkan nanti seluruh pelabuhan yang ada di Indonesia khususnya penumpang dan barang dan juga termasuk kapal Ferry ini bisa lebih tertib dan nyaman”, urai Junaidi. {JAK}