SURABAYA-PT Dharma Lautan Utama (DLU) mengambil langkah strategis untuk mengurai potensi lonjakan penumpang di puncak arus mudik lebaran . Selain memperkuat armada, Pelayaran PT. DLU ini juga menawarkan diskon tiket bagi masyarakat pemudik
Direktur Utama PT DLU, Erwin H Poedjiono, usai Buka puasa bersama mitra Jurnalis, IPSI dan Kodrat menjelaskan, sebanyak 48 Kapal di kerahkan untuk antisipasi melayani lonjakan penumpang. 22 kapal akan beroperasi di lintas panjang dan 26 kapal lintas pendek melayani penyeberangan antar pulau.
“Strategi ini merupakan bagian dari upaya perusahaan menciptakan mudik yang lebih aman, nyaman, dan merata. Juga kami ingin mengubah pola pikir masyarakat bahwa mudik tidak harus mepet dengan hari H. Dengan fasilitas dan jadwal yang kami siapkan sejak awal, pemudik bisa berangkat lebih tenang dan menghindari keramaian,” ujar Erwin, Jumat (21/3/25).
Erwin menyampaikan, DLU memberikan potongan harga tiket mulai dari 10% hingga 20. Program ini sudah diberlakukan bahkan sejak sebelum bulan puasa dimulai. Diskon ini kami harapkan bisa menarik minat masyarakat untuk berangkat lebih awal. Jadi tidak semua menumpuk di H-7 atau bahkan H-1.
“Seluruh persiapan armada dan pelabuhan juga telah ditinjau oleh regulator dan instansi terkait di berbagai daerah. Hingga kini, operasional berjalan tanpa kendala”, sebut Erwin.
Sementara Ir. Bambang Haryo Soekartono Owner PT. DLU, juga Anggota DPR RI menyikapi SKB pembatasan angkutan Barang mengatakan, angkutan logistik itu sangat berhubungan dengan pertumbuhan ekonomi. Jika pergerakan ekonomi karena pemberhentian truk itu, maka tentu akan terjadi plasi hingga pada harga barang naik.
“Paling parah lagi industri ini akan kebanjiran produk yang tidak terdistribusi, sehingga terjadi penumpukan yang berbahaya ke dunia internasional terutama di angkutan laut”, jelas Bambang
Tambah Bambang, Dimana dalam internasional Tidak ada angkutan laut yang berhenti. Jika berhenti, maka pengusaha-pengusaha di Indonesia akan kena finalti dari internasional yang dinamakan demurrage. Hal ini yang harus dihindari, karena indeks logistik sudah besar di internasional.
“Untuk persentase 14-16 persen tertinggi di asia tenggara dan ini yang harus diturunkan , karena indeks di singapore, malasya dan Jepang dibawah 4%. Jadi perlu di pertimbangkan jangan sampai logistik di hentikan, karena Menteri sudah mengantisipasi Work from Anywhere, (WFA) dan presiden Prabowo sudah mengantisipasi THR di percepat satu minggu sebelumnya”, (B. Sitinjak)