SURABAYA-Dalam rangka monitoring dan evaluasi implementasi Business Continuity Management (BCP) di Pelabuhan Tanjung Perak dan Benoa, Pelindo Sub Regional Jawa berkolaborasi dengan Pelindo Regional 3, dan Sub Holding Pelindo Jasa Maritim (SPJM) serta didampingi Tim konsultan dari PT Global Kopelindo Synergy melakukan kegiatan Simulasi Table Top Kapal Kandas di wilayah perairan Pelabuhan Tanjung Perak, pada Rabu (22/05).
Kegiatan tersebut dimonitor oleh Manager PNC dan DMU Tanjung Perak di Ruang PNC yang terhubung dengan Control Room RO Karang Jamuang dan RO Pemanduan Surabaya.
Selain dalam rangka monitoring dan eveluasi BCP, kegiatan simulasi ini juga bertujuan untuk melatih pengetahuan seputar prosedur penyelamatan diri dalam keadaan darurat saat berada di kapal laut apabila terjadi tabrakan, kebakaran pada kapal hingga terjadinya kapal kandas. Kapal yang digunakan untuk simulasi ini adalah MT. PAGERUNGAN milik PT PERTAMINA dengan panjang LOA 157 meter /Draft 8,5 meter dan berat GT 14.458 Ton bermuatan BBM Solar.
Pada saat simulasi kapal kandas posisi kapal melintang dan mengganggu alur dikarenakan trouble kemudi yang bergerak dari Outter Bar (OB) menuju Terminal Semampir Barat di jam 02.00 LT pada posisi 06’53.96’’ S / 112’43.83’’ E tepatnya di seputaran bouy 9. Simulasi kapal kandas ini diperankan oleh personil dari unit kerja Pelindo Sub Regional Jawa dan Sub Holding Pelindo Jasa Maritim (SPJM).
Rendy Fendy selaku Kepala Humas Pelindo Sub Regional Jawa mengatakan, bahwa simulasi ini melibatkan beberapa divisi terkait di lingkungan Pelindo Sub Regional Jawa diantaranya Divisi Manajemen Mutu dan Resiko (MMR), Divisi Pelayanan Kapal, Divisi Teknologi Informasi (TI), Dinas Health Safety Security & Environment (HHSSE) dan Dinas Humas dalam mensupport kegiatan ini.
“Kita sudah melakukan rapat untuk membahas teknis pelaksanaan kegiatan simulasi kapal kandas ini dan pada H-1 juga sudah dilakukan gladi bersih untuk memastikan acara dapat berlangsung lancar dan tentunya aman, mengingat simulasi ini diadakan di area ISPS Code serta memastikan berlangsungnya acara ini diharapkan tidak mengganggu kegiatan di sekitar area Dermaga maupun pelayanan Terminal Penumpang” , jelas Rendy.
Diharapkan dengan adanya kegiatan ini dapat memberikan gambaran serta informasi penyelamatan yang tepat apabila terjadi keadaan darurat. Dengan Recovery Time Objective (RTO) target mencapai 7 jam diharapkan bisa lebih kecil sehingga semakin cepat waktu pemulihan sistem dan dapat meminimalisir kegagalan terjadi.
Kegiatan simulasi ini juga akan dilaksanakan rutin setahun sekali untuk dijadikan monitoring dan evaluasi implementasi Business Continuity Management (BCP) mengingat Tanjung Perak merupakan pelabuhan terbesar dan tersibuk kedua di Indonesia setelah Pelabuhan Tanjung Priok dan juga sebagai pusat perdagangan di wilayah Gerbang kerto susila dan Indonesia Timur. {hms/red}