Penyalahgunaan Narkoba Memicu Darurat Begal di Kota Medan

MEDAN-Korban berjatuhan akibat melukai ulah Kasus begal,juga merampas harta benda, hingga merenggut jiwa kian marak di Medan. Kriminalitas jalanan ini berkaitan dengan dipicu meningkatnya penyalahgunaan narkoba. Kepolisian diminta meningkatkan pencegahan dan penindakan aksi begal.

Kasus begal memang kian marak di Kota Medan dan daerah penyangganya yakni sebagian Kabupaten Deli Serdang. Kasus terakhir terjadi pada Rabu (14/6/2023) sekitar pukul 03.00 di Jalan Mustafa. Seorang mahasiswa Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara (UMSU), Insanul Ansori Hasibuan, tewas ditangan pembegal.

Insanul bersama seorang temannya keluar membeli makan dari tempat indekosnya. Ketika hendak pulang, kelompok pembegal berupaya merampas sepeda motor mereka mereka. Karena melawan, pelaku membacok Insanul hingga tewas.

Beberapa hari sebelumnya, pada Minggu (11/6) sekitar pukul 02.00, aksi begal juga terjadi di Jalan Guru Suman, Kecamatan Percut Sei Tua, Deli Serdang. Aksi begal itu terekam kamera pemantau (CCTV). Empat pelaku yang menggunakan sepeda motor mengancam korban dengan senjata tajam. Dia akhirnya menyerahkan sepeda motornya lalu berteriak minta tolong sambil mengejar pelaku.

Sehari sebelumnya, pada Sabtu (10/6/2023), dua orang mengalami kecelakaan karena dikejar pembegal dengan menggunakan senjata tajam. Satu korban M Fadli (19) tewas dan temannya, Vicho Ananta Ginting (22), mengalami luka parah akibat kecelakaan itu. Kepolisian Resor Pelabuhan Belawan menyebut mereka dikejar kawanan pembegal hingga terjatuh.

Aksi begal juga terjadi di Jalan Jati, Kecamatan Medan Sunggal, Deli Serdang, pada Kamis (8/6) sekitar pukul 01.00. Korban bernama Mustaqim dibacok tangannya oleh kawanan pembegal yang berjumlah enam orang. Sepeda motornya raib dibawa pelaku.

Aksi begal lainnya juga terjadi di Kota Medan dan sekitarnya dan semakin marak sejak Mei hingga Juni. Aksi begal umumnya menyasar korban yang melintas di jalan sepi pada dini hari. Namun, beberapa aksi begal juga terjadi di siang hari.

Maraknya bagal sehingga masyarakat resah dan merasa tidak nyaman berpergian. Sehingga Wali Kota Medan Bobby Nasution kembali menyampaikan dukungan pada aparat kepolisian untuk menembak mati para pelaku kejahatan jalanan seperti begal dan geng motor.

“Kalau memang diperlukan (tembak mati), ya tetap menyampaikan itu kepada pihak kepolisian. Jangan dikembangkan yang saya sampaikan kemarin. Posisinya itu saya di Polres Belawan yang bilang tembak mati dan tegas itu untuk unsur penegak hukum. Bukan untuk yang lain,” kata Bobby di Stadion Teladan Medan, Minggu malam (16/7/23).

Aksi begal di Kota Medan terus menjadi perhatian semua pihak. Betapa tidak, aksi bandit jalanan tersebut sudah sangat meresahkan dan seakan menjadi teror bagi masyarakat di Kota Medan. Sudah banyak masyarakat yang menjadi korbannya, baik yang mengalami luka ringan hingga meninggal dunia akibat perbuatan sadis para bandit jalanan tersebut.

Menanggapi kondisi itu, Wakil Ketua DPRD Medan Rajudin Sagala meminta pihak kepolisian dalam hal ini Polda Sumut dan Polrestabes Medan untuk mengusut tuntas kelompok-kelompok para pelaku begal tersebut.

“Dalam kasus begal ini, kita juga ingin para penampung barang curiannya (penadah) diamankan, sehingga tidak hanya pelaku utamanya saja yang diamankan. Sebab, terkadang para pelaku begal beraksi karena ada ‘pesanan’ dari penadah,” ucap Rajudin kepada media, Kamis (20/7/23).

Dikatakan Rajudin, kondisi Kota Medan saat ini sangat mengkhawatirkan. Sebab, para pelaku begal tidak hanya melakukan aksinya di jalan umum, melainkan sampai ke dalam gang-gang pemukiman warga.

“Tindakan tegas terhadap pelaku begal memang harus dilakukan. Perbuatan mereka sudah sangat meresahkan. Jangan sampai masyarakat harus merasakan ketakutan saat beraktivitas di luar rumah, apalagi yang mencari nafkah di malam hari,” katanya.

Politisi PKS ini juga meminta pihak kepolisian agar lebih meningkatkan patroli dan razia di daerah-daerah yang rentan terjadi aksi begal. {Red}