SUMUT-Terungkap Fakta mengerikan terkait Bupati Langkat Terbit Rencana Perangin Angin, terkait kerangkeng penjara manusia yang ada di belakang rumahnya.
Bupati Langkat Terbit Rencana Perangin Angin menjadi sorotan publik setelah terkena OTT juga terbongkar memiliki kerangkeng atau penjara manusia di belakang rumahnya.
Adapun, kerangkeng atau penjara manusia milik Bupati Langkat Terbit Rencana Perangin Angin ini diduga terkait perbudakan modern.
Salah satu informasi terkait kerangkeng atau penjara manusia milik Bupati Langkat Terbit Perangin Angin itu diinformasikan akun Twitter @mei_pesekk
“Twitter Do Your Magic. Bupati Langkat Punya Penjara Pribadi Isinya Pekerja Sawit, Habis Kerja Dikerangkeng. Ada 27 orang di penjara saat penggeledahan rumah nya,” cuitnya, Senin 24 Januari 2022.
Hingga saat ini cuitan itu jadi viral di Twitter, mendapatkan 22 ribu retweet dan 59 ribu likes.
Sel kerangkeng itu ditemukan oleh tim KPK yang melakukan penggeledahan rumah Terbit.
Lembaga swadaya pemerhati buruh migran, Migrant Care, melaporkan dugaan perbudakan modern di rumah Bupati Langkat Terbit Rencana Perangin Angin kepada Komnas HAM.
Ketua Pusat Studi Migrasi Migrant Care, Anis Hidayah, menyebut, dugaan perlakuan kejam dan tak manusiawi terhadap pekerja sawit.
“Ada pekerja sawit yang bekerja di ladangnya, kita menemukan perlakuan kejam dan tidak manusiawi yang kita duga sebagai perbudakan modern dan perdagangan manusia,” katanya, di Jakarta Pusat, Senin (24/1/2022).
Dia menyebutkan, perlakuan terhadap pekerja sawit yang menurutnya sudah melanggar hak asasi manusia (HAM)
Bupati itu membangun semacam penjara ya, kerangkeng dalam rumahnya. Kedua, kerangkeng penjara itu digunakan untuk menampung pekerja usai pulang,” tuturnya.
“Mereka tidak punya akses untuk ke mana-mana. Keempat, mereka mengalami penyiksaan dipukul, lebam, dan luka,” tegasnya.
Sementara, Komisioner Pemantauan Komnas HAM Choirul Anam menugaskan tim untuk mengecek aduan itu ke Sumatera Utama pekan ini.
“Atas aduan ini kami akan segera kirim tim ke sana, ke Sumatera Utara, terus juga berkomunikasi dengan berbagai pihak. Minggu ini bisa kirim tim ke sana,” kata Choirul kepada media di Jakarta.
Menurut Choirul, perlu tindakan yang cepat lantaran sudah disisipkan bukti pendukung oleh Migrant Care, berupa foto dan video.
“Semakin cepat akan semakin baik karena ini jelas ada penjaranya, ada orangnya dan ada jumlah orangnya. Makanya kami segera respons ini dengan baik,” pesannya. {Kornelius}