SURABAYA, {DETEKTIFNEWS.com}- Kinerja pelayanan barang, baik luar negeri maupun dalam negeri, khususnya curah kering di pelabuhan PT Berlian Manyar Sejahtera (BMS), selama kurun 3 tahun beroperasi mengalami kenaikan signifikan. Selain peningkatan kinerja BMS yang didasarkan satuan T/S/D (Ton/Ship/Day) itu, dari sisi produktivitas dan kinerja bongkar muat juga menunjukkan kenaikan dengan puncaknya di tahun 2018.
“Dari segi produktivitas dan kinerja bongkar muat memang mengalami pasang surut di awal operasi, seperti di tahun 2016 arus barang PT BMS tercatat sebanyak 438.343 ton. Tapi, di tahun 2017 menanjak hingga 1.300.377 ton, dan 1.055.243 ton di tahun 2018,” papar Daru Julianto Wicaksono, Direktur Utama (Dirut) PT BMS saat menjadi pembicara dalam Kunjungan Industri Asosiasi Logistik dan Forwarder Indonesia beserta Rombongan AKR Land di Kantor Pemasaran Java Integrated Industiral and Port Estate (JIIPE), Manyar Gresik, Kamis (4/7/2019).
Dalam kesempatan yang diawali dengan site visit ke dermaga operasional itu, Daru menjelaskan, performa curah kering di Pelabuhan BMS dalam satuan T/S/D (Ton/Ship/Day) tertinggi pada tahun 2018 dengan total 6.096 ton. Lonjakan selama 3 tahun terakhir ini disebabkan, naiknya bongkar muat Fertilizer/MOP sebanyak 444.435 ton dan gandum sebesar 1.253.995 ton.
“Selama beroperasi sekitar 3 tahun, traffic arus barang, kinerja dan pelayanan usaha bongkar muat barang (stevedoring) Pelabuhan BMS mengalami peningkatan yang cukup signifikan,” tuturnya dihadapan 115 orang dari lingkup asosiasi dan pengusaha pelabuhan dalam kunjungan bertema ‘Industrial-Port-Residental.
Sementara, dari segi okupansi dermaga (BOR) di PT BMS, Daru yang terus memacu kinerja bongkar muat BMS guna memperlancar logistik nasional ini menguraikan, performance rata-ratanya mencapai 54,7%, terhitung tahun 2016 hingga 2018 sebesar 56%. Mengacu pada Standart UNCTAD (United Nations Conference on Trade and Development), di sisi pedoman keterisian dermaga curah kering jika mencapai batas maksimum 60% dianjurkan untuk membangun tambahan dermaga. “Agar dapat menjaga performa secara stabil. Karena, kalau lebih dari angka tersebut, maka akan terlihat waktu tunggu kapal yang akan sandar semakin tinggi,” ingatnya.
Daru juga menjelaskan, dengan kapasitas eksisting produksi sandar kapal di dermaga PT BMS yang mencapai 1.620.000 ton per tahun dan ketersedian fasiltitas 2 tambatan, Crane kapal serta Grabe-hopper di tahun 2019, tak heran jika nantinya di tahun 2022, akan ada penambahan fasilitas dan alat. Fasilitas tambahan tersebut berupa 4 unit Railed Mobile Portal Crane (RMPC) serta penambahan dua tambatan yang diperkirakan kapasitas dari berthing okupansi menjadi 5.420.000 ton pada tahun 2022.
“Harapannya, dengan adanya realisasi ekspansi dermaga, ke depannya dapat memperlancar arus logistik nasional, seperti yang dicanangkan PT Pelindo III dengan keberadaan pelabuhannya sebagai bagian terpenting dari konektivitas arus barang di wilayah Indonesia,” {Red}