JAKARTA, {DETRKTIFNEWS.com}-Pembangunan Terminal Liquefied Natural Gas (LNG) yang merupakan bagian dari penguatan infrastruktur gas bumi di Jawa Timur, mulai dikembangkan di Terminal Teluk Lamong (TTL). Penguatan sistem distribusi dan regasifikasi LNG tersebut telah dikerjasamakan PT Perusahaan Gas Negara Tbk/PGN, melalui anak usahanya, PT PGN LNG Indonesia (PLI) dengan PT Pelindo III (Persero).
“Kerja sama pembangunan Terminal LNG di TTL ini merupakan poin penting yang semakin mengokohkan layanan terintegrasi dari PGN,” jelas Direktur Utama Gigih Prakoso, Jumat (29/3/2019).
Dengan tersedianya tambahan pasokan LNG di Terminal Teluk Lamong tersebut, kata Gigih, PGN dapat meningkatkan ketahanan dan keberlangsungan sistem distribusi gas di Jawa Timur dengan sasaran industri, ritel, dan kelistrikan. Saat ini, lanjut Gigih, pasokan gas untuk sistem distribusi Jawa Timur hanya mengandalkan sumur-sumur gas berdasarkan Kontrak Kerja Sama minyak dan gas bumi yang berada di sekitar Jawa Timur. “Pembangunan Terminal LNG Jawa Timur di Terminal Teluk Lamong itu ditargetkan beroperasi pada kuartal IV 2019,” kata Gigih.
Selanjuntya, PLI selaku anak usaha PGN, siap mengoperasikan terminal tersebut untuk melayani kebutuhan energi di Jawa Timur, Jawa Tengah, Jawa Barat, dan sekitarnya. Dalam proses pembangunan Terminal LNG dan seluruh fasilitasnya, PT Pelindo Energi Logistik (PEL) beserta PLI menggarap pengerjaan.
“Kerja sama ini sejalan dengan optimalisasi sinergi antar perusahaan pelat merah. Terminal LNG Teluk Lamong ini menjadi obyek vital bagi pembangunan ekonomi dan mobilitas transportasi di Pulau Jawa,” tuturnya.
Diungkapkan, pada fase pertama, Terminal LNG Jawa Timur ini akan memiliki kapasitas regasifikasi sebesar 30 BBTUD. Setelah itu, dikembangkan sesuai dengan pertumbuhan kebutuhan energi di Jawa Timur dan sekitarnya.
“Sejalan dengan itu, maka Terminal LNG juga menjadi solusi untuk menyediakan tambahan pasokan gas hasil regasifikasi LNG untuk pelanggan PGN group yang telah menerima penyaluran gas melalui jaringan pipa,” urai Gigih.
Ia mengatakan, Terminal LNG Jawa Timur tersebut menjadi jawaban pelanggan industri, ritel, maupun kelistrikan, khususnya untuk wilayah-wilayah yang tidak dapat dijangkau dengan jaringan pipa PGN. Diharapkan, Terminal LNG Jawa Timur pada pengembangannya dapat menyediakan fasilitas pengisian LNG dengan moda LNG trucking yang memanfaatkan ISO tank, dengan kapasitas pengisian ±10 BBTUD.
“Pengembangan fasilitas dengan moda LNG trucking ini dapat memberikan solusi energi dan membuka pasar-pasar ritel baru di Jawa Timur, Jawa Tengah, dan juga Jawa Barat,” ingat Gigih.
Dengan moda LNG trucking, kerja sama ini juga akan mengusahakan pemanfaatan pasokan LNG untuk kapal-kapal yang berbahan bakar berbasis LNG (truck to ship LNG bunkering) di terminal-terminal milik Pelindo III. Pemanfaatan itu membantu pemerintah memenuhi regulasi dari International Maritime Organization (IMO), yang berlaku mulai 1 Januari 2020.
“Ini adalah upaya menurunkan kadar Sulphur dari fuel menjadi maksimum 0,5% (dari limit eksisting 3,5%) untuk kepentingan lingkungan, dengan mengurangi emisi berbahaya dari kapal-kapal,” tuturnya. {sa/Jack}