SURABAYA, {DETEKTIFnews.com}-Warga Papua yang berdomisili di Surabaya, digerebek Polrestabes Surabaya. Mereka diduga mengadakan aksi makar anti bendera Merah Putih. Setelah diadakan pendataan, ternyata di asrama Papua di jalan Kalasan no.12 tambaksari Surabaya, mereka berjumlah 233 orang, sementara 20 orang berstatus mahasiswa. Warga Papua dari luar daerah Surabaya sengaja mau mengadakan gerakan makar. Minggu (02/12-2018).
Sekitar pukul 16.00 WIB. Ratusan Ormas Pemuda Pancasila kota Surabaya mengepung asrama Papua di jalan Kalasan no.21, Tambaksari, Surabaya. Mereka mengajukan tuntutan agar kepolisian mengusir warga separatis Papua yang tidak mengakui NKRI dan bendera Merah Putih.
Aksi unjuk rasa dilakukan pada Sabtu pagi (1/12) di depan gedung RRI jalan Pemuda Surabaya. Mereka membawa alat praga poster dan banner bertuliskan “NKRI NO REFERENDUM YES bersama yel yel PAPUA BUKAN MERAH PUTIH PAPUA BUKAN NKRI TAPI BINTANG KEJORA”. Ini jelas membuktikan bahwa perbuatan mereka adalah makar, dan berpeluang memecah belah persatuan dan kesatuan NKRI.
Dalam proses pemulangan tersebut, Kapolrestabes Surabaya menyediakan sedikitnya 5 unit bus untuk mengantar ke beberapa tempat diluar daerah dengan pengawalan ketat dari Sabhara dan Brimob. Warga sparatis Papua berasal dari Malang sebanyak 50 orang.
Kapolrestabes Surabaya Kombes. Pol. Rudi Setiawan, S.I.K., S.H., M.H kepada wartawan menjelaskan,” Kami tidak mau Surabaya rusuh atau terjadi gesekan antara warga Papua yang diduga makar. Kita kuatir ada gesekan dengan ormas Pemuda Pancasila (PP) dan sejumlah Ormas lain. Kami sudah koordinasi dengan Pemuda Pancasila agar dipulangkan dan tidak terjadi gesekan”.
Sementara itu, disela sela acara pemulangan warga Papua. Sekretaris Majelis Pimpinan Cabang (MPC) Ormas Pemuda Pancasila PP Kota Surabaya, H. Andi Baso Juherman menjelaskan,” Kami dari Pemuda Pancasila Kota Surabaya, sangat mengapresiasi langkah Kapolrestabes, dan kami pastikan tidak ada gesekan dengan ormas PP. Kami hanya ingin Kota Surabaya kondusif jelang Natal, tahun baru dan tahun politik,” tegasnya. {Red}