HAUMBAHAS, {DETEKTIFNews.com} -Pengerjaan proyek pembangunan Tembok Penahan Tanah (TPT) Jalan Lintas Sumatera (Jalinsum) Dolok Sanggul-Siborongborong, tepatnya di perlintasan Desa Dolok Margu, Kecamatan Lintong Nihuta diduga pekerjaan proyek asal jadi. Pasalnya, masih dalam hitungan hari, TPT yang satu paket dengan pengerjaan proyek pelebaran jalan Dolok Sanggul-Siborongborong itu jebol tergerus air.
Pantauan wartawan di lokasi, kemarin, bahwa material pasangan proyek terlihat hancur dan berserakan. TPT tersebut juga tampak membentuk lobang yang siap meruntuhkan TPT setinggi enam meter itu.
Beberapa warga setempat kepada wartawan mengatakan, bahwa pekerjaan itu diduga asal jadi. Disisi lain, kecerobohan pekerja proyek diduga turut penyebab jebolnya TPT tersebut. “Pembangunan TPT ini masih sekitar satu minggu yang lalu selesai dikerjakan, namun tidak berselang lama, proyek tersebut sudah jebol. Dugaan kita, ini akibat pekerjaan yang asal jadi dan kecerobohan pekerja proyek yang tidak memperhatikan tekanan dan volume air,” ujar Radiman Silaban.
Dia juga menyebutkan, bahwa adonan pasir dan semen diduga tidak sebanding. Sementara material pasir yang digunakan dalam pembangunan TPT itu tidak sesuai untuk pekerjaan proyek. Dimana material pasir tersebut bercampur tanah sehingga sulit menyatu dengan semen.
Dalam kesempatan yang sama, Sekdes Desa Dolok Margu, Riten Silaban kepada wartawan mengatakan, seyogiyanya pekerjaan TPT itu harus dalam pengawasan pihak terkait dan melibatkan konsultan yang ahli dibidangnya.
“Pekerjaan ini tidak bisa kita remehkan. Karena ini menjadi masalah yang serius di Desa Dolok Margu dari tahun ke tahun. Awalnya ini hanya saluran drainase namun karena selalu tergerus air, saluran ini membentuk jurang sedalam enam meter lebih dan harus membutuhkan TPT. Sebab saat hujan deras, volume air yang melintasi TPT ini 500-an liter per detik,” jelasnya.
Warga lainnya, Maradu Silaban menyebutkan bahwa TPT ini harus dibongkar dan dilakukan perbaikan. Sehingga tidak menyebabka kerusakan lingkungan yang lebih luas.
Pria yang mengaku sebagi pekerja bengunan itu mengatakan, bahwa pembangunan TPT itu harus menggunakan paku bumi dan cor tulang besi sehingga memiliki pondasi yang kuat. “Kita berpendapat dari pengalaman, sebab pembangunan TPT dari kedalaman jurang enam meter lebih harus memperhatikan tekanan dan volume air. Selain itu saluran air harus segera dibuka sehingga tidak bertumpu pada TPT yang sedang dibangun,” jelasnya.
Sekedar untuk diketahui, sesuai dengan informasi, bahwa pekerjaan TPT itu satu paket dengan Preservasi pelebaran jalan Dolok Sanggul-Siborongborong dari Kemetrian PUPR Dirjen Bina Marga melalui Balai Besar Pembangunan Jalan Nasional Wilayah II Medan. Pagu proyek tersebut Rp 19.641.995.795. (sembilan belas miliar enam ratus empat puluh satu juta, sembilan ratus sembilan puluh lima ribu, tujuh ratus sembilan puluh lima rupiah). Proyek tersebut dikerjakan oleh PT. Barelang Konstruksi dengan nomor kontrak 01/KTR-APBN/Bb2-Wil 1.S7/2018, tanggal 02 Maret 2018. Supervisi PT. Triduta Mitraparama, KSO PT Transima Citra Indo Consultant, PT Surya Perdana konsultan.
Untuk Pekerjaan asal jadi ini seyogainya pihak lembaga hukum Sumut layak melakukan penyelidikan, karena dari keterangan masyrakat yang diduga ada pengurangan campuran pasir dan semen. Sehingga kwalitas bangunan bermutu rendah yang mengakibatkan jebol. (TiM, bersambung)