SURABAYA, {DETEKTIFNews.com}-Garda Bangsa Surabaya meminta Polri untuk membubarkan gerakan ganti presiden yang diduga kuat sebagai upaya makar.
Ketua Garda Bangsa Surabaya, Sefta Rudianto menegaskan, gerakan yang diselenggarakan di depan Tugu Pahlawan pada Minggu (26/8/2018) besok sudah masuk ke ranah pelecehan simbol negara dan keutuhan NKRI.
“Mereka sudah kebablasan. Mereka lupa bahwa Indonesia sangat menjunjung hukum. Apalagi bagi kami yang lahir sebagai Nahdlatul Ulama sangat jelas NKRI harga mati,” tegasnya kepada wartawan di kantor PKB Surabaya.
Sefta menambahkan, seharusnya mereka yang terlibat dalam gerakan #2019 GantiPresiden bisa menunggu proses pemilu tahun mendatang.
Ditelaah dari kacamata hukum, terang Sefta, jika gerakan itu dibumbui aksi menyangkut Pemilu Presiden tahun 2019, sangat jelas sudah melanggar Undang Undang No 7 tahun 2017 tentang Pemilu.
“Jangan memberikan contoh buruk bagi masyarakat, mari kita tunjukkan sikap negarawan dengan mematuhi segala aturan perundangan. Surabaya sangat kondusif, dikhawatirkan gerakan ini akan memicu perlawanan dari mereka yang cinta NKRI,” tegasnya.
Sementara itu, Ketua DPC PKB Kota Surabaya Musyafak Rouf menjelaskan, peserta gerakan ganti presiden bisa dijerat dengan Undang-undang Pemilu. Bahkan, bisa menjadi bagi aparat penegak hukum untuk bersikap lebih lanjut.
“Jelas melanggar, mereka melanggar UU Pemilu dan UU soal makar. Ganti Presiden ada mekanismenya dan bukan melalui model jalanan seperti ini. Kalau ini dibiarkan, ada kekhawatiran muncul aksi chaos di saat Jawa Timur sudah kondusif,” tegas mantan Ketua DPRD Kota Surabaya ini.
Sementara Wakil Ketua Garda Bangsa Jatim, Muhammad Asyari menjelaskan, sebagai organisasi kepemudaan, pihaknya otomatis akan menjaga amanah Kiai NKRI harga mati.
“Iya betul (NKRI) sudah fixed dan harga mati. Kalo ada yang berusaha mengoyak dan menggantinya, kami siap mengamankan NKRI,” tegas politisi muda dari PKB ini.
Untuk diketahui, gerakan ganti presiden akan melakukan deklarasi pada Minggu (26/8/2018) di Tugu Pahlawan dengan menghadirkan tokoh Ahmad Dhani, Neno Warisman dan masih banyak lagi.
Aksi ini, menurut rencana juga akan ditandingi dengan Gerakan Cinta NKRI dari berbagai elemen di Jawa Timur di depan Gedung Negara Grahadi Surabaya. {Red}